Pendahuluan.
Shalom
bapak/ibu saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus.
Selamat
pagi bagi kita semua.!!
S’gala
Pujian, s’gala hormat, dan s’gala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus yang telah
memberikan kasih karunia-Nya bagi kita semua, sehingga sampai hari ini kita masih
diijinkan untuk beribadah kepada-Nya dan
mendengarkan Dia berbicara melalui firman-Nya yang akan kita dengar
bersama-sama pagi hari ini.
Bapak/ ibu saudara yang terkasih di dalam
Tuhan Yesus, kita sebagai hamba-hamba Tuhan ataupun gembala sidang atau calon
gembala sidang, kita tidak dapat terlepas dengan yang namanya “PANGGILAN”, artinya hamba Tuhan itu
adalah hamba yang dipanggil. Nah,,
pertanyaannya untuk apa kita dipanggil???, karena saat-saat ini banyak hamba
Tuhan tidak tahu dan mengerti untuk apa ia dipanggil. Satu jawabannya ialah kita “DIPANGGIL” untuk “MELAYANI”
atau bahasa kerennya sekarang ialah bahasa bataknya “Called To Serve.”
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan
Yesus, ternyata juga tidak semua hamba Tuhan yang telah dipanggil untuk
melayani-Nya dapat meresponi panggilan Tuhan itu dengan baik atau tidak mau
respon terhadap panggilan Tuhan. Ya,
mungkin karena ada beberapa hal yang membuat hamba-hamba Tuhan sulit untuk
respon terhadap panggilan Tuhan, oleh karena jemaat yang dihadapi adalah jemaat
yang susah diatur, jemaat yang hidup suam-suam kuku, atau mungkin jemaat yang
kehidupan rohaninya sangat miskin rohani.
Atau mungkin juga karena dipanggil didaerah-daerah plosok atau juga
dipanggil untuk melayani jemaat yang sedikit, dan banyak alasan lainnya. Sehingga membuat kita hamba-hamba Tuhan lemah
dan sulit dalam meresponi panggilan Tuhan kepada diri kita. Oleh karena itu ada baiknya dan sangat baik
kita belajar dari panggilan nabi Yesaya untuk kita dapat meresponi panggilan
Tuhan kepada kita.
Pertanyaan: APA SIH
YANG DAPAT KITA CERMINI DARI PANGGILAN NABI YESAYA TERHADAP RESPON KITA
TERHADAP PANGGILAN ??????
Bapak/ibu
saudara kita akan belajar dari firman Tuhan hari ini yaitu dari Yesaya 6:1-13,
dengan tema khotbah yang akan saya sampaikan hari ini ialah MERESPON PANGGILAN TUHAN DENGAN BERCERMIN KEPADA PANGGILAN
YESAYA
Pertanyaan:
BAGAIMANA PANGGILAN NABI YESAYA??????
Isi :
Latar
Belakang:
Kitab ini merupakan kitab yang ditulis oleh
nabi Yesaya sendiri pada waktu pemerintahan Raja Uzia, Yotam, Ahas, dan hizkia,
yang adalah raja-raja bangsa Yehuda (dapat kita lihat di dalam Yes. 1:1), ia
hidup sezaman dengan Nabi Hosea dan Nabi Mikha.
Yesaya bernubuat selama perluasan yang
mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara)
serta kemerosotan rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan). Yesaya bernubuat tentang pengharapan bagi
angkatan masa depan orang Yahudi buangan, dimana mereka akan dikembalikan dari
pembuangan dan akan ditebus Allah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa bukan
Yahudi. Yang akhirnya Yesaya bernubuat
bahwa Allah akan mengirim Mesias dari keturunan Daud, yang keselamatan-Nya pada
akhirnya akan meliputi semua bangsa di bumi ini, sehingga memberikan
pengharapan bagi umat Allah di bawah perjanjian yang lama dan yang baru.
Kalimat
Peralihan:
Merespon panggilan Tuhan dengan bercermin
kepada panggilan nabi Yesaya yang terdapat dalam teks Yesaya 6:1-13, bagaimana
sih panggilan Nabi Yesaya? Mari Kita akan belajar bersama-sama.
Bapak/ibu Saudara/i Yesaya dipanggil setelah
mengalami perjumpaan dengan Tuhan (ayat 1) dan Konteks dalam Yesaya 6:1-13 ini
ialah menceritakan dimana Yesaya ditugaskan Tuhan untuk menyampaikan berita
tentang penghakiman Yehuda kelak, tetapi Yehuda tidak akan memperhatikan berita
itu (ayat 9-10).
Respon
Nabi Yesaya terhadap panggilan Tuhan:
1. Respon
pertama: Yakin bahwa Tuhan yang memanggil ialah
Tuhan yang berkuasa dan yang kudus (ayat 1-3).
Bapak/ibu saudara yang trekasih dalam Tuhan Yesus, Nabi
Yesaya pada waktu pemanggilannya, ia yakin bahwa Tuhan yang memanggil ialah
Tuhan yang berkuasa dan yang kudus.
Dapat kita lihat dalam ayat 1 ini bahwa nabi Yesaya melihat Tuhan duduk
diatas takhta. Kata Tuhan disini
menggunakan kata Adonay, yang artinya
Tuan atas segala tuan dan Tuan yang memiliki kekuasaan tertinggi di bumi dan di
surga. Dan dalam ayat 2 ini menyatakan
bahwa Tuhan terpisah dengan manusia karena kekudusannya, hal ini yang diserukan
oleh para seraf di ayat 3. Jadi Tuhan
yang memanggil maupun yang menyuruh nabi Yesaya ialah Tuhan yang berkuasa dan
Tuhan yang kudus.
Penerapan:
jadi,
Bapak/ibu sudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang
dipanggil oleh Tuhan, kita harus percaya dan yakin bahwa Tuhan yang memanggil
kita adalah Tuhan yang berkuasa dan Tuhan yang kudus, maka dari itu kita tidak
perlu takuk akan hal apapun dalam panggilan kita, karena Dia yang memanggil
kita memiliki kuasa yang tertinggi, dan kita juga harus hidup kudus sebagai
hamba-hamba Tuhan, karena Tuhan yang memanggil atau menyuruh kita ialah Tuhan
yang kudus.
2. Respon
kedua: Siap untuk dikuduskan (ayat 6-7).
Bapak/ibu suadara, respon kedua dalam panggilan nabi
Yesaya ialah ia siap untuk dikuduskan.
Karena konteks pada waktu pelayanan nabi Yesaya, seorang nabi haruslah
benar-benar seorang yang layak dalam melayani Tuhan. hidup dalam kekudusan dan membenci yang
namanya dosa. Sehingga kita dapat lihat
dalam ayat 5, dimana nabi Yesaya mengakui dirinya, bahwa ia adalah orang
berdosa, soerang yang najis bibir.
Karena bagaimana mungkin seorang yang najis bibir dapat menjadi alat
penyambung lidah atau bibir Tuhan yang Mahakudus. Bahkan nabi Yesaya bukan hanya mengakui
dosa-dosannya tetapi juga ia mengakui dosa-dosa bangsanya. Dalam hal ini bapak/ibu saudara nabi Yesaya
meyadari bahwa dirinya benar-benar tidak layak untuk menjadi seorang nabi atau
seorang penyambung lidah Tuhan, tetapi nabi meresponi hal ini dengan positif,
ketika ia setelah menyadari bahwa ia benar-benar tidak layak. Ia siap untuk dikuduskan oleh para Seraf. Bapak/ibu saudara yang terkasih dalam Tuahan
Yesus, kata Kata “lihat” disini menyatakan bukti pembenaran tentang perlakuan
seraf terhadap nabi Yesaya dan akibat yang terjadi pada dirinya, bahwa bara
yang disentuh pada mulut nabi Yesaya menghasilkan penghapusan kesalahan dan
pengampunan dosa. Kata “dihapuskan” (rws
KK. Qal Waw. Kons.Perfect 3 maskulin tunggal, yang artinya “berbalik pada,
mengesampingkan, meninggalkan”) berarti Tuhan mengangkat keluar atau membuang
segala kesalahan dan membebaskan Yesaya dari hukuman yang seharusnya
dialaminya. Kata “diampuni” (rpk KK.
Pual Imperfek 3 feminim tunggal) berarti TUHAN-lah yang menebus Yesaya dari segala dosanya. TUHAN-lah
yang menutupi segala dosanya sehingga dosanya tidak diperhitungkan lagi. Dengan demikian, sentuhan bara yang dilakukan
oleh seraf pada mulut Yesaya bukanlah api penghukuman dan pemusnahan, tetapi
api penyucian untuk menghapuskan kesalahannya dan menebus dari dosanya (bnd.
Bil. 31:22, 23; Mal. 3:2; bandingkan pengajaran PB dalam 1 Kor. 3:13-15).
Perenungan:
oleh
karena itu bapak/ibu sudara, sudah kita benar-benar seorang yang dapat
dikatakan layak untuk menjadi hamba Tuhan dan melayani Tuhan????,,marilah kita
renungkan respon kedua ini dalam hidup kita, kita sebagai orang-orang yang
dipanggil dan dipilih Tuhan dari milyaran orang, untuk menjadi hamba-Nya. Maka dari itu, kita perlu mengakui dosa-dosa
kita kepada Tuhan (1 Yoh. 1:9), dan kita siap untuk dikuduskan dan dilayakkan
Tuhan untuk melayani-Nya.
3. Respon
ketiga: Siap diutus (ayat 8).
Nah,,respon yang ketiga bapak/ibu suadara ialah Siap
diutus. Nabi Yesaya siap diutus untuk
melayani bangsa Yehuda. Bapak/ibu
saudara, Dalam pengutusan nabi Yesaya, TUHAN tidak memaksa nabi Yesaya untuk menerima
secara langsung pengutusan yang dinyatakan kepadanya. Proses yang telah dialaminya, yaitu
perjumpaan dengan TUHAN dan dikuduskan oleh TUHAN, sebagai persiapan yang
dilakukan TUHAN baginya sehingga akhirnya ia sendiri menyatakan kesediaannya
untuk diutus oleh TUHAN dengan segala konsekuensi yang akan dialaminya. Bapak/ibu saudara, Kata “utus” (xl;v' -
salakh) adalah Kata Kerja Qal IMERATIVE digunakan sebagai permintaan doa. Ini adalah tanggapan Yesaya terhadap
pertanyaan YHWH (TUHAN), jelas menunjukkan ketersediaannya. Sebagai “pribadi yang diutus” dalam injil
Yohanes dan orang-orang percaya sebai milik-Nya “Yang diutus” ke dunia (lih.
Yoh. 17:18; 20:21). Kata “utus” disini
juga mengekspresikan pengesahan ilahi dan dimampukan untuk misi yang
dipercayakan kepada orang yang menerima pangutusan. Jika TUHAN tidak mengutus Yesaya, maka tidak
ada kuasa yang dimilikinya. Dengan
demikian, otoritas pelayanan Yesaya bersumber hanya dari TUHAN dan pengutusan
yang dinyatakan kepada Yesaya bukan hanya suatu penawaran, tetapi juga disertai
dengan kuasa yang memampukannya untuk melayani.
Ilustrasi:
Dalam
sebuah angkatan, kita sebut saja angkatan TNI, seorang prajurit TNI harus siap
diutus, sekalipun medan pertempuran yang dihadapi nantinya itu medan yang
sangat terjal, dan sangat ekstream, tetapi prajurit itu harus siap, karena dia
sudah memegang sumpah prajurit. Kita pun
demikian untuk menjadi hamba Tuhan, kita harus siap diutus kemanapun dan
dimanapun, sekalipun medan pelayanan yang akan kita hadapi itu sangat
sulit. Tetapi kita harus yakini
penyertaan Tuhan dalam pelayanan kita.
Perenungan:
bagimana
dengan bapak/ibu saudara, apakah pada waktu Tuhan memanggil kita untuk menjadi
hamba-Nya, kita katakan: ini aku Tuhan, utuslah aku???? Atau ini aku Tuhan
utuslah dia????. Terkadang kita lebih
banyak ketakutan dan kuatir pada waktu Tuhan memangil kita, dan membuat kita
tidak siap untuk melayani-Nya. Bapak/ibu
saudara nabi Yesaya pada waktu Tuhan memanggilnya: siapakah yang Kuutus dan siapakah
yang akan pergi untuk Aku?, Nabi Yesaya
tidak katakan: ini
aku Tuhan, utuslah dia, atau nanti aja Tuhan.
tetapi ia langsunng katakan: ini aku Tuhan, utuslah aku.!
4. Respon
keempat: Menyakini jaminan penyertaan Tuhan (8b).
Bapak/ibu
saudara respon nabi Yesaya yang keempat pada aktu pemanggilannya ialah nabi
Yesaya meyakini jaminan penyertaan Tuhan dalam pelayanannya. Bapak/ibi saudara, Perkataan “utus aku” yang disampaikan Yesaya kepada
TUHAN adalah perkataan yang menyetujui pengutusan yang ditawarkan kepadanya dan
disertai dengan keyakinan bahwa ia menerima kuasa untuk melayani umat Yehuda. Walaupun Yesaya diberikan tugas yang berat
dan sukar dimengerti, bahkan sepertinya mengalami kegagalan pemberitaan, tetapi
ia siap untuk melaksanakannya. Karena ia
percaya akan jaminan penyertaan Tuhan dalam pelayanan kenabiannya. Bapak/ibu suadara Pemanggilan Yesaya sendiri
dalam konteks pasal 6 ini ialah, ketika orang Israel berada dalam keadaan
“kekacauan” baik sosial, politik dan spiritual. Mereka sedang berada dalam keterpurukan karena
sibuk berperang dengan bangsa seperti Asyur dan Babel. Juga mereka menjauh dari Tuhan dengan
menyembah ilah lain. Dari kondisi ini membuat Allah marah kepada mereka (lebih
jelasnya lihat Yes. 1:1-4). Bukan hanya
itu, bangsa Yehuda juga pagi-pagi selalu mencari minuman keras. Untuk itu dia memanggil seorang Nabi yang
bisa menjadi “juru bicaranya” dalam menegur sekaligus menubuatkan kehancuran
bagi Orang Israel/Yehuda karena telah berpaling dari Tuhan (Yes. 1:9-12).
Nah,
bapak/ibu suadara pada waktu pemanggilan
nabi Yesaya, ia tahu bahwa ia akan melayani bangsa yang seperti itu, bukan
hanya itu, nabi Yesaya pun tahu bahwa bangsa yang dilayaninya itu tidak akan
bertobat, dan tidak akan memperhatikan berita yang akan disampaikannya (ayat
9-10). Tetapi hal ini tidak membuat nabi
Yesaya menjadi kecut hati, tetapi malah membuat dia tetap maju dan siap, karena
dia meyakini jaminan penyertaan Tuhan dalam pelayanannya.
Perenungan:
bagaimana
dengan kita bapak/ibu saudara, apakah kita kecut hati ketika kita tahu bahwa
kita akan melayani orang-orang yang susah bertobat dan yang nantinya tidak akan
pernah memperhatikan berita injil yang kita akan sampaikan.??
Penerapan:
bapak/ibu
suadara, marilah kita bercermin kepada panggilan nabi Yesaya ini, dan yakinlah
kita pada waktu Tuhan memanggil kita dan megutus kita kemanapun Ia utus kita,
yakinilah bahwa ada jaminan penyertaan Tuhan dalam panggilan kita (marilah kita
baca Mat. 28:20b dan Yoh. 14:17).
5. Respon
kelima: Melayani dengan kehendak Tuhan (ayat 11-13).
Bapak/ibu sadudara, respon nabi Yesaya yang kelima dalam
panggilannya ialah melayani dengan kehendak Tuhan. Pemanggilan Yesaya sendiri dalam konteks
ketika orang Israel berada dalam “kekacauan” baik sosial, politik dan
spiritual. Mereka sedang berada dalam keterpurukan karena sibuk berperang
dengan bangsa seperti Asyur dan Babel. Juga mereka menjauh dari Tuhan dengan
menyembah ilah lain. Dari kondisi ini membuat Allah marah kepada mereka (lebih
jelasnya lihat Yes. 1:1-4), Untuk itu
dia memanggil seorang Nabi yang bisa menjadi “juru bicaranya” dalam menegur
sekaligus menubuatkan kehancuran bagi Orang Israel/Yehuda karena telah
berpaling dari Tuhan (Yes. 1:9-12). Pelayanan
yang dilaksanakan oleh nabi Yesaya adalah pelayanan yang
tidak memberikan hasil yang menyenangkan, bahkan bentuk
dan hasil
pelayanannya pun telah ditentukan oleh Allah sesuai
dengan isi
panggilan yang dinyatakan kepadanya (6:11-13). Hasil dari pelayanannya
adalah lebih banyak orang yang mati dari pada yang bertobat, bahkan
menurut tradisi, ia sendiri diikat di pohon dan digergaji
bersama pohon
pada masa Manasye memerintah sebagai raja atas
Yehuda. Ini menunjukkan bahwa kehendak
Tuhan bagi seorang hamba Tuhan dalam pelayanan yang
dilaksanakannya tidak selamanya memberikan hasil yang menyenangkan baginya. Namun hamba Tuhan yang pelayanannya berpusat
pada Tuhan akan menerimanya dengan sukacita sebagai kehendak Allah dalam
pelayanannya, karena ia tahu bahwa pelayanan yang dilaksanakannya dan apa yang
dihasilkan dari pelayanannya adalah kedaulatan Allah dalam panggilan yang telah
diterimanya.
Perenungan:
Banyak
hamba Tuhan yang melayani bukan karena apa yang Allah inginkan untuk mereka
laksanakan dan hasilkan, tetapi karena apa yang
mereka ingin laksanakan dan hasilkan. Apabila yang mereka inginkan
tidak terlaksana dengan baik, maka mereka kecewa terhadap
Allah, diri
sendiri, orang-orang yang mereka layani, dan program-program
yang
mereka laksanakan.
Ini pula yang menyebabkan banyak di antara hamba
Tuhan yang meninggalkan pelayanan yang sedang mereka
laksanakan.
Pelayanan seperti ini adalah pelayanan yang berpusat pada
diri sendiri,
orang-orang yang dilayani, program yang dilaksanakan, dan
bukan pada
Allah. Pengalaman
Yesaya adalah ia telah mendengar panggilan Allah dan
melaksanakannya sesuai dengan yang Allah katakan,
sehingga walaupun
yang dihasilkan adalah sekelompok kecil tunas yang suci dan
penderitaan yang dialaminya, tetapi ia meyakini bahwa
itulah kehendak
Allah baginya.
Penutup
atau Kesimpulan:
Bapak/ibu saudara yang terkasih di dalam
Tuhan Yesus, itulah beberapa poin respon nabi Yesaya dalam meresponi panggilan
Tuhan dalam pelayananan kenabiannya, ditengah-tengan bangsa yang mengalami
krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politikterlebih-lebih krisis spritual
(kerohanian). Ada 5 respon nabi Yesaya
dalam panggilannya, yaitu:
1. Yakin
bahwa Tuhan yang memanggil ialah Tuhan yang berkuasa dan yang kudus.
2. Siap
untuk dikuduskan.
3. Siap
diutus.
4. Meyakini
jaminan penyertaan Tuhan.
5. Melayani
dengan kehendak Tuhan.
Oleh karena itu, bapak/ibu saudara ada
baiknya dan sangat baik jika kita dalam meresponi panggilan Tuhan dalam hidup
kita sebagai hamba-hamba Tuhan dan secara khusus sebagai mahasiswa/I Teologi
dan PAK yang diperlengkapi dan bina ditempat ini, kita dapat bercermin dengan
panggilan nabi Yesaya. Sehingga kita
kelak menjadi hamba-hamba Tuhan yang berhasil dalam pelayanan.
Sampai sini Kotbah pagi ini yang sampaikan bagi kita semua, semoga menjadi
perenungan kita dalam kehidupan kita, supaya kita semakin hari semakin mendekatkan
diri kepada Tuhan dan meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita
menjadi hamba-hamba Tuhan yang selalu menyenangkan hati Tuhan. nama Tuhan dipermuliakan, sehingga Tuhan
dikenal dalam kehidupan kita.
TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA
SEMUA....................SHALOM........
1 komentar:
Tulis komentarHow To Play Baccarat | Free Baccarat Tips | Free Baccarat Tips
ReplyWith more than 2500 games to 메리트카지노총판 choose from, febcasino we've got the top Baccarat tips on the web site. Check out our betting tips and try kadangpintar your luck.