Senin, 11 Juni 2018

MERESPON PANGGILAN TUHAN DENGAN BERCERMIN KEPADA PANGGILAN YESAYA (Yesaya 6:1-13)

Post oleh : Unknown | Rilis : Juni 11, 2018 | Series :

*      Pendahuluan.
Shalom bapak/ibu saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus.
Selamat pagi bagi kita semua.!!
S’gala Pujian, s’gala hormat, dan s’gala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus yang telah memberikan kasih karunia-Nya bagi kita semua, sehingga sampai hari ini kita masih diijinkan untuk beribadah  kepada-Nya dan mendengarkan Dia berbicara melalui firman-Nya yang akan kita dengar bersama-sama pagi hari ini.
Bapak/ ibu saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus, kita sebagai hamba-hamba Tuhan ataupun gembala sidang atau calon gembala sidang, kita tidak dapat terlepas dengan yang namanya “PANGGILAN”, artinya hamba Tuhan itu adalah hamba yang dipanggil.  Nah,, pertanyaannya untuk apa kita dipanggil???, karena saat-saat ini banyak hamba Tuhan tidak tahu dan mengerti untuk apa ia dipanggil.  Satu jawabannya ialah kita “DIPANGGILuntukMELAYANI” atau bahasa kerennya sekarang ialah bahasa bataknya “Called To Serve.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus, ternyata juga tidak semua hamba Tuhan yang telah dipanggil untuk melayani-Nya dapat meresponi panggilan Tuhan itu dengan baik atau tidak mau respon terhadap panggilan Tuhan.  Ya, mungkin karena ada beberapa hal yang membuat hamba-hamba Tuhan sulit untuk respon terhadap panggilan Tuhan, oleh karena jemaat yang dihadapi adalah jemaat yang susah diatur, jemaat yang hidup suam-suam kuku, atau mungkin jemaat yang kehidupan rohaninya sangat miskin rohani.  Atau mungkin juga karena dipanggil didaerah-daerah plosok atau juga dipanggil untuk melayani jemaat yang sedikit, dan banyak alasan lainnya.  Sehingga membuat kita hamba-hamba Tuhan lemah dan sulit dalam meresponi panggilan Tuhan kepada diri kita.  Oleh karena itu ada baiknya dan sangat baik kita belajar dari panggilan nabi Yesaya untuk kita dapat meresponi panggilan Tuhan kepada kita.
Pertanyaan:  APA SIH YANG DAPAT KITA CERMINI DARI PANGGILAN NABI YESAYA TERHADAP RESPON KITA TERHADAP PANGGILAN ??????
Bapak/ibu saudara kita akan belajar dari firman Tuhan hari ini yaitu dari Yesaya 6:1-13, dengan tema khotbah yang akan saya sampaikan hari ini ialah MERESPON PANGGILAN TUHAN DENGAN BERCERMIN KEPADA PANGGILAN YESAYA

Pertanyaan: BAGAIMANA PANGGILAN NABI YESAYA??????
*      Isi :
Latar Belakang:
Kitab ini merupakan kitab yang ditulis oleh nabi Yesaya sendiri pada waktu pemerintahan Raja Uzia, Yotam, Ahas, dan hizkia, yang adalah raja-raja bangsa Yehuda (dapat kita lihat di dalam Yes. 1:1), ia hidup sezaman dengan Nabi Hosea dan Nabi Mikha.
Yesaya bernubuat selama perluasan yang mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta kemerosotan rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan).  Yesaya bernubuat tentang pengharapan bagi angkatan masa depan orang Yahudi buangan, dimana mereka akan dikembalikan dari pembuangan dan akan ditebus Allah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi.  Yang akhirnya Yesaya bernubuat bahwa Allah akan mengirim Mesias dari keturunan Daud, yang keselamatan-Nya pada akhirnya akan meliputi semua bangsa di bumi ini, sehingga memberikan pengharapan bagi umat Allah di bawah perjanjian yang lama dan yang baru.

Kalimat Peralihan:
Merespon panggilan Tuhan dengan bercermin kepada panggilan nabi Yesaya yang terdapat dalam teks Yesaya 6:1-13, bagaimana sih panggilan Nabi Yesaya? Mari Kita akan belajar bersama-sama.
Bapak/ibu Saudara/i Yesaya dipanggil setelah mengalami perjumpaan dengan Tuhan (ayat 1) dan Konteks dalam Yesaya 6:1-13 ini ialah menceritakan dimana Yesaya ditugaskan Tuhan untuk menyampaikan berita tentang penghakiman Yehuda kelak, tetapi Yehuda tidak akan memperhatikan berita itu (ayat 9-10).

Respon Nabi Yesaya terhadap panggilan Tuhan:

1.    Respon pertama: Yakin bahwa Tuhan yang memanggil ialah Tuhan yang berkuasa dan yang kudus (ayat 1-3).
Bapak/ibu saudara yang trekasih dalam Tuhan Yesus, Nabi Yesaya pada waktu pemanggilannya, ia yakin bahwa Tuhan yang memanggil ialah Tuhan yang berkuasa dan yang kudus.  Dapat kita lihat dalam ayat 1 ini bahwa nabi Yesaya melihat Tuhan duduk diatas takhta.  Kata Tuhan disini menggunakan kata Adonay, yang artinya Tuan atas segala tuan dan Tuan yang memiliki kekuasaan tertinggi di bumi dan di surga.  Dan dalam ayat 2 ini menyatakan bahwa Tuhan terpisah dengan manusia karena kekudusannya, hal ini yang diserukan oleh para seraf di ayat 3.  Jadi Tuhan yang memanggil maupun yang menyuruh nabi Yesaya ialah Tuhan yang berkuasa dan Tuhan yang kudus.
Penerapan: jadi, Bapak/ibu sudara yang terkasih dalam Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang dipanggil oleh Tuhan, kita harus percaya dan yakin bahwa Tuhan yang memanggil kita adalah Tuhan yang berkuasa dan Tuhan yang kudus, maka dari itu kita tidak perlu takuk akan hal apapun dalam panggilan kita, karena Dia yang memanggil kita memiliki kuasa yang tertinggi, dan kita juga harus hidup kudus sebagai hamba-hamba Tuhan, karena Tuhan yang memanggil atau menyuruh kita ialah Tuhan yang kudus.
2.    Respon kedua: Siap untuk dikuduskan (ayat 6-7).
Bapak/ibu suadara, respon kedua dalam panggilan nabi Yesaya ialah ia siap untuk dikuduskan.  Karena konteks pada waktu pelayanan nabi Yesaya, seorang nabi haruslah benar-benar seorang yang layak dalam melayani Tuhan.  hidup dalam kekudusan dan membenci yang namanya dosa.  Sehingga kita dapat lihat dalam ayat 5, dimana nabi Yesaya mengakui dirinya, bahwa ia adalah orang berdosa, soerang yang najis bibir.  Karena bagaimana mungkin seorang yang najis bibir dapat menjadi alat penyambung lidah atau bibir Tuhan yang Mahakudus.  Bahkan nabi Yesaya bukan hanya mengakui dosa-dosannya tetapi juga ia mengakui dosa-dosa bangsanya.  Dalam hal ini bapak/ibu saudara nabi Yesaya meyadari bahwa dirinya benar-benar tidak layak untuk menjadi seorang nabi atau seorang penyambung lidah Tuhan, tetapi nabi meresponi hal ini dengan positif, ketika ia setelah menyadari bahwa ia benar-benar tidak layak.  Ia siap untuk dikuduskan oleh para Seraf.  Bapak/ibu saudara yang terkasih dalam Tuahan Yesus, kata Kata “lihat” disini menyatakan bukti pembenaran tentang perlakuan seraf terhadap nabi Yesaya dan akibat yang terjadi pada dirinya, bahwa bara yang disentuh pada mulut nabi Yesaya menghasilkan penghapusan kesalahan dan pengampunan dosa.  Kata “dihapuskan” (rws KK. Qal Waw. Kons.Perfect 3 maskulin tunggal, yang artinya “berbalik pada, mengesampingkan, meninggalkan”) berarti Tuhan mengangkat keluar atau membuang segala kesalahan dan membebaskan Yesaya dari hukuman yang seharusnya dialaminya.  Kata “diampuni” (rpk KK. Pual Imperfek 3 feminim tunggal) berarti TUHAN-lah yang  menebus Yesaya dari segala dosanya. TUHAN-lah yang menutupi segala dosanya sehingga dosanya tidak diperhitungkan lagi.  Dengan demikian, sentuhan bara yang dilakukan oleh seraf pada mulut Yesaya bukanlah api penghukuman dan pemusnahan, tetapi api penyucian untuk menghapuskan kesalahannya dan menebus dari dosanya (bnd. Bil. 31:22, 23; Mal. 3:2; bandingkan pengajaran PB dalam 1 Kor. 3:13-15).
Perenungan: oleh karena itu bapak/ibu sudara, sudah kita benar-benar seorang yang dapat dikatakan layak untuk menjadi hamba Tuhan dan melayani Tuhan????,,marilah kita renungkan respon kedua ini dalam hidup kita, kita sebagai orang-orang yang dipanggil dan dipilih Tuhan dari milyaran orang, untuk menjadi hamba-Nya.  Maka dari itu, kita perlu mengakui dosa-dosa kita kepada Tuhan (1 Yoh. 1:9), dan kita siap untuk dikuduskan dan dilayakkan Tuhan untuk melayani-Nya.

3.    Respon ketiga: Siap diutus (ayat 8).
Nah,,respon yang ketiga bapak/ibu suadara ialah Siap diutus.  Nabi Yesaya siap diutus untuk melayani bangsa Yehuda.  Bapak/ibu saudara, Dalam pengutusan nabi Yesaya, TUHAN tidak memaksa nabi Yesaya untuk menerima secara langsung pengutusan yang dinyatakan kepadanya.  Proses yang telah dialaminya, yaitu perjumpaan dengan TUHAN dan dikuduskan oleh TUHAN, sebagai persiapan yang dilakukan TUHAN baginya sehingga akhirnya ia sendiri menyatakan kesediaannya untuk diutus oleh TUHAN dengan segala konsekuensi yang akan dialaminya.  Bapak/ibu saudara, Kata “utus” (xl;v' - salakh) adalah Kata Kerja Qal IMERATIVE digunakan sebagai permintaan doa.  Ini adalah tanggapan Yesaya terhadap pertanyaan YHWH (TUHAN), jelas menunjukkan ketersediaannya.  Sebagai “pribadi yang diutus” dalam injil Yohanes dan orang-orang percaya sebai milik-Nya “Yang diutus” ke dunia (lih. Yoh. 17:18; 20:21).  Kata “utus” disini juga mengekspresikan pengesahan ilahi dan dimampukan untuk misi yang dipercayakan kepada orang yang menerima pangutusan.  Jika TUHAN tidak mengutus Yesaya, maka tidak ada kuasa yang dimilikinya.  Dengan demikian, otoritas pelayanan Yesaya bersumber hanya dari TUHAN dan pengutusan yang dinyatakan kepada Yesaya bukan hanya suatu penawaran, tetapi juga disertai dengan kuasa yang memampukannya untuk melayani.
Ilustrasi: Dalam sebuah angkatan, kita sebut saja angkatan TNI, seorang prajurit TNI harus siap diutus, sekalipun medan pertempuran yang dihadapi nantinya itu medan yang sangat terjal, dan sangat ekstream, tetapi prajurit itu harus siap, karena dia sudah memegang sumpah prajurit.  Kita pun demikian untuk menjadi hamba Tuhan, kita harus siap diutus kemanapun dan dimanapun, sekalipun medan pelayanan yang akan kita hadapi itu sangat sulit.  Tetapi kita harus yakini penyertaan Tuhan dalam pelayanan kita.
Perenungan: bagimana dengan bapak/ibu saudara, apakah pada waktu Tuhan memanggil kita untuk menjadi hamba-Nya, kita katakan: ini aku Tuhan, utuslah aku???? Atau ini aku Tuhan utuslah dia????.  Terkadang kita lebih banyak ketakutan dan kuatir pada waktu Tuhan memangil kita, dan membuat kita tidak siap untuk melayani-Nya.  Bapak/ibu saudara nabi Yesaya pada waktu Tuhan memanggilnya: siapakah yang Kuutus dan siapakah yang akan pergi untuk Aku?, Nabi Yesaya
 tidak katakan: ini aku Tuhan, utuslah dia, atau nanti aja Tuhan.  tetapi ia langsunng katakan: ini aku Tuhan, utuslah aku.!

4.    Respon keempat: Menyakini jaminan penyertaan Tuhan (8b).
Bapak/ibu saudara respon nabi Yesaya yang keempat pada aktu pemanggilannya ialah nabi Yesaya meyakini jaminan penyertaan Tuhan dalam pelayanannya.  Bapak/ibi saudara, Perkataan “utus aku” yang disampaikan Yesaya kepada TUHAN adalah perkataan yang menyetujui pengutusan yang ditawarkan kepadanya dan disertai dengan keyakinan bahwa ia menerima kuasa untuk melayani umat Yehuda.   Walaupun Yesaya diberikan tugas yang berat dan sukar dimengerti, bahkan sepertinya mengalami kegagalan pemberitaan, tetapi ia siap untuk melaksanakannya.  Karena ia percaya akan jaminan penyertaan Tuhan dalam pelayanan kenabiannya.   Bapak/ibu suadara Pemanggilan Yesaya sendiri dalam konteks pasal 6 ini ialah, ketika orang Israel berada dalam keadaan “kekacauan” baik sosial, politik dan spiritual.  Mereka sedang berada dalam keterpurukan karena sibuk berperang dengan bangsa seperti Asyur dan Babel.  Juga mereka menjauh dari Tuhan dengan menyembah ilah lain. Dari kondisi ini membuat Allah marah kepada mereka (lebih jelasnya lihat Yes. 1:1-4).  Bukan hanya itu, bangsa Yehuda juga pagi-pagi selalu mencari minuman keras.  Untuk itu dia memanggil seorang Nabi yang bisa menjadi “juru bicaranya” dalam menegur sekaligus menubuatkan kehancuran bagi Orang Israel/Yehuda karena telah berpaling dari Tuhan (Yes. 1:9-12).
Nah, bapak/ibu suadara pada waktu  pemanggilan nabi Yesaya, ia tahu bahwa ia akan melayani bangsa yang seperti itu, bukan hanya itu, nabi Yesaya pun tahu bahwa bangsa yang dilayaninya itu tidak akan bertobat, dan tidak akan memperhatikan berita yang akan disampaikannya (ayat 9-10).  Tetapi hal ini tidak membuat nabi Yesaya menjadi kecut hati, tetapi malah membuat dia tetap maju dan siap, karena dia meyakini jaminan penyertaan Tuhan dalam pelayanannya.
Perenungan: bagaimana dengan kita bapak/ibu saudara, apakah kita kecut hati ketika kita tahu bahwa kita akan melayani orang-orang yang susah bertobat dan yang nantinya tidak akan pernah memperhatikan berita injil yang kita akan sampaikan.??
Penerapan: bapak/ibu suadara, marilah kita bercermin kepada panggilan nabi Yesaya ini, dan yakinlah kita pada waktu Tuhan memanggil kita dan megutus kita kemanapun Ia utus kita, yakinilah bahwa ada jaminan penyertaan Tuhan dalam panggilan kita (marilah kita baca Mat. 28:20b dan Yoh. 14:17).

5.    Respon kelima: Melayani dengan kehendak Tuhan (ayat 11-13).
Bapak/ibu sadudara, respon nabi Yesaya yang kelima dalam panggilannya ialah melayani dengan kehendak Tuhan.  Pemanggilan Yesaya sendiri dalam konteks ketika orang Israel berada dalam “kekacauan” baik sosial, politik dan spiritual. Mereka sedang berada dalam keterpurukan karena sibuk berperang dengan bangsa seperti Asyur dan Babel. Juga mereka menjauh dari Tuhan dengan menyembah ilah lain. Dari kondisi ini membuat Allah marah kepada mereka (lebih jelasnya lihat Yes. 1:1-4),  Untuk itu dia memanggil seorang Nabi yang bisa menjadi “juru bicaranya” dalam menegur sekaligus menubuatkan kehancuran bagi Orang Israel/Yehuda karena telah berpaling dari Tuhan (Yes. 1:9-12).  Pelayanan yang dilaksanakan oleh nabi Yesaya adalah pelayanan yang
tidak memberikan hasil yang menyenangkan, bahkan bentuk dan hasil
pelayanannya pun telah ditentukan oleh Allah sesuai dengan isi
panggilan yang dinyatakan kepadanya (6:11-13).  Hasil dari pelayanannya
adalah lebih banyak orang yang mati dari pada yang  bertobat, bahkan
menurut tradisi, ia sendiri diikat di pohon dan digergaji bersama pohon
pada masa Manasye memerintah sebagai raja atas Yehuda.  Ini menunjukkan bahwa kehendak Tuhan bagi  seorang  hamba Tuhan dalam pelayanan yang dilaksanakannya tidak selamanya memberikan hasil yang menyenangkan baginya.  Namun hamba Tuhan yang pelayanannya berpusat pada Tuhan akan menerimanya dengan sukacita sebagai kehendak Allah dalam pelayanannya, karena ia tahu bahwa pelayanan yang dilaksanakannya dan apa yang dihasilkan dari pelayanannya adalah kedaulatan Allah dalam panggilan yang telah
diterimanya.
Perenungan: Banyak hamba Tuhan yang melayani bukan karena apa yang Allah inginkan untuk mereka laksanakan dan hasilkan, tetapi karena apa yang
mereka ingin laksanakan dan hasilkan.  Apabila yang mereka inginkan
tidak terlaksana dengan baik, maka mereka kecewa terhadap Allah, diri
sendiri, orang-orang yang mereka layani, dan program-program yang
mereka laksanakan.  Ini pula yang menyebabkan banyak di antara hamba
Tuhan yang meninggalkan pelayanan yang sedang mereka laksanakan. 
Pelayanan seperti ini adalah pelayanan yang berpusat pada diri sendiri,
orang-orang yang dilayani, program yang dilaksanakan, dan bukan pada
Allah.  Pengalaman Yesaya adalah ia telah mendengar panggilan Allah dan
melaksanakannya sesuai dengan yang Allah katakan, sehingga walaupun
yang dihasilkan adalah sekelompok kecil tunas yang  suci dan
penderitaan yang dialaminya, tetapi ia meyakini bahwa itulah kehendak
Allah baginya.

*      Penutup atau Kesimpulan:
Bapak/ibu saudara yang terkasih di dalam Tuhan Yesus, itulah beberapa poin respon nabi Yesaya dalam meresponi panggilan Tuhan dalam pelayananan kenabiannya, ditengah-tengan bangsa yang mengalami krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politikterlebih-lebih krisis spritual (kerohanian).  Ada 5 respon nabi Yesaya dalam panggilannya, yaitu:
1.    Yakin bahwa Tuhan yang memanggil ialah Tuhan yang berkuasa dan yang kudus.
2.    Siap untuk dikuduskan.
3.    Siap diutus.
4.    Meyakini jaminan penyertaan Tuhan.
5.    Melayani dengan kehendak Tuhan.
Oleh karena itu, bapak/ibu saudara ada baiknya dan sangat baik jika kita dalam meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita sebagai hamba-hamba Tuhan dan secara khusus sebagai mahasiswa/I Teologi dan PAK yang diperlengkapi dan bina ditempat ini, kita dapat bercermin dengan panggilan nabi Yesaya.  Sehingga kita kelak menjadi hamba-hamba Tuhan yang berhasil dalam pelayanan.
Sampai sini Kotbah pagi ini yang  sampaikan bagi kita semua, semoga menjadi perenungan kita dalam kehidupan kita, supaya kita semakin hari semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan meresponi panggilan Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita menjadi hamba-hamba Tuhan yang selalu menyenangkan hati Tuhan.  nama Tuhan dipermuliakan, sehingga Tuhan dikenal dalam kehidupan kita.
TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA....................SHALOM........

google+

linkedin

1 komentar:

Tulis komentar
avatar
Anonim
Admin
26 Januari 2022 pukul 05.36

How To Play Baccarat | Free Baccarat Tips | Free Baccarat Tips
With more than 2500 games to 메리트카지노총판 choose from, febcasino we've got the top Baccarat tips on the web site. Check out our betting tips and try kadangpintar your luck.

Reply